Senin, 11 April 2011

STRESS - Psikologi Lingkungan


Apa itu stress??
Secara umum stress didefinisikan sebagai suatu kondisi yang menekan, bahkan bagi orang awam, stress disama artikan dengan depresi atau malah diartikan sebagai ‘gila’. Stress bukan suatu penyakit, tetapi jika anda tidak dapat mengatasinya dalam waktu tertentu, anda akan terkena banyak masalah kesehatan.
Dalam konteks psikologi lingkungan stress disini mengacu pada suatu kondisi (lingkungan sekitar) yang tidak mengenakan bagi individu. Sarafinio (1994) mencoba mengkonseptualisasikan ke dalam tiga pendekatan, yaitu : stimulus, respons, dan proses.

1.    Stimulus
Kita dapat mengetahui hal ini dari pilihan seseorang terhadap sumber atau penyebab ketegangan berupa keadaan/situasi dan peristiwa tertentu. Keadaan dan peristiwa yang dirasakan yang dirasakan mengancam atau membahayakan yang menghasilkan perasaan tegang disebut sebagai stressor.
2.    Respons
Respon adalah reaksi seseorang terhadap stressor. Untuk itu dapat diketahui dari dua komponen yang saling berhubungan yaitu : komponen psikologis dan komponen fisiologis.
a.    komponen psikologis, seperti : perilaku, pola berpikir, dan emosi.
b.    Komponen fisiologis, seperti : detak jantung, sariawan, keringat, dan sakit perut.
Kedua respon tersebut disebut dengan strain atau ketegangan.
3.    Proses
Stres sebagai suatu proses terdiri dari stressor dan strain ditambah dengan satu dimensi penting yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan.

Ada 3 Model Stress

Cox (dalam Prabowo, 1998) mengemukakan tiga model stress yaitu : Respons-based model, Stimulus- based model, dan Interaction model.
a.     Response-based model
Stress model ini mengacu sebagai sekelompok gangguan kejiwaan dan respon-respon psikis yang timbul pada situasi sulit.
b.      Stimulus-based model
Model stress ini memusatkan perhatian pada sifat-sifat stimuli stress. Tiga karakteristik penting dari stimuli stress adalah sebagai berikut :
(1)    Overload
Karakteristik individu ini diukur ketika sebuah stimulus datang secara intens dan individu tidak dapat mengadaptasi lebih lama lagi.
(2)    Conflict
Konflik diukur ketika sebuah stimulus secara simultan membangkitkan dua atau lebih respon-respon yang tidak berkesesuaian.
(3)    Uncontrollability
Uncontrollalibility adalah peristiwa-peristiwa dari kehidupan yang bebas atau tidak bergantung pada perilaku dimana pada situasi ini menunjukkan tingkat stress yang tinggi.

c.       Interactional model
Model ini merupakan perpaduan dari respons-based model dan stimulus-based model. Ini mengingatkan bahwa dua model terdahulu membutuhkan tambahan informasi mengenai motif-motif individual dan kemampuan mengatasi.

Macam-macam Stress

Holahan (1981) menyebutkan jenis stress yang debedakan menjadi dua bagian, yaitu:
-          Systemic stress, artinya respon nonspesifik dari tubuh terhadap beberapa tuntutan lingkungan.
-          Psychological stress.


Kok bisa Stress sih??
Suka tidak suka keadaan diluar diri kita (lingkungan) akan mempengaruhi kondisi diri kita. ketidaknyamanan fisik, seperti suara mesin yang ribut, ventilasi yang kurang, suhu ruangan yang kurang tepat dan sebagainya, semua itu jelas dapat mempengaruhi kondisi psikis individu.

Masa kita kalah dengan kondisi???
Sesuai prinsip Free-Willing dari Victor Emile Frankl, manusia punya kebebasan menentukan respon dari setiap kondisi (stimulus) yang diterimanya. Manusia dengan ‘Kesadaran’-nya dapat memberi jarak antara stimulus dan respon. Jadi, ketika kita berada dalam lingkungan atau kondisi yang  tidak nyaman, kita harus bisa menentukan respon positif yang tepat dan bisa dipertanggung jawabkan (Covey, 1989). So, jangan kalah dengan kondisi…

“Keadaan lingkungan mungkin dapat mempengaruhi Anda, tetapi tidak menentukan Anda”



Sumber :
Prabowo, Hendro. 1998. Arsitektur, Psikologi dan Masyarakat. Depok : Penerbit Gunadarma.
Covey, R Stephen. 1989. 7 Habit For Effective People. USA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar