Selasa, 05 April 2011

Privasi (Tinjauan Pustaka)

1. Pengertian
Privasi merupakan konsep abstrak yang mengandung banyak makna. Pengambaran populer mengenai privasi antara lain adalah hak individu untuk menentukan apakah dan sejauh mana seseorang bersedia membuka dirinya kepada orang lain atau privasi adalah hak untuk tidak diganggu. Namun dalam teori yang diakui, privasi didefinisikan sebagai hak khusus untuk mendapatkan kebebasan (particular right of freedom). Privasi adalah tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki oelh seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu (Hartono dalam Prabowo, 1998). Rapoport (dalam Prabowo, 1998) mendefinisikan privasi sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemamuan untuk memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan.
Konsep privasi sangat erat dengan konsep ruang personal dan teritorialitas. Ruang personal adalah ruang sekeliling individu, yang selalu dibawa kemana saja orang pergi, dan orang akan merasa terganggu jika ruang tersebut diinterfensi. Artinya, ruang personal terjadi ketika orang lain hadir, dan bukan semata-mata ruang personal, tetapi lebih merupakan ruang interpersonal. Pengambilan jarak yang tepat ketika berinteraksi dengan orang lain merupakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan akan privasi.
Dinamika psikologis dari privasi merupakan proses sosial antara privasi, teritorial dan ruang personal. Privasi yang optimal terjadi ketika privasi yang dibutuhkan sama dengan privasi yang dirasakan. Privasi yang terlalu besar menyebabkan orang merasa terasing. Sebaliknya terlalu banyak orang lain yang tidak diharapkan, perasaan kesesakan (Crowding) akan muncul sehingga orang merasa privasinya terganggu. Privasi memang bersifat subjektif dan terbuka hanya bagi impresi atau pemeriksaan individual (Chaplin,…)
Jadi dapat disimpulakan bahwa, privasi adalah tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki oleh seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu, dimana situasi yang rasa sebagai privat atau tidak yang menentukan adalah subjektifitas dan kontrol (ruang interpersonal dan territorial) dari seseorang tersebut.

2. Dimensi Privasi
Privasi pada dasarnya merupakan konsep yang terdiri atas proses 3 dimensi (Altman dalam Prabowo, 1998), hal ini mencakup mengontrol dan mengatur dengan mekanisme perilaku, yaitu:
a. Perilaku Verbal
Perilaku ini dilakukan dengan cara mengatakan kepada orang lain secara verbal, sejauh mana orang lain boleh berhubungan dengannya.
b. Perilaku Non-verbal
Perilaku ini dilakukan dengan menunjukan ekspresi wajah atau gerakan tubuh tertentu sebagai tanda senang atau tidak senang.
c. Mekanisme Kultural
Budaya mempunyai bermacam-macam adat istiadat, aturan atau norma yang menggambarkan keterbukaan dan ketertutupan kepada orang lain dan hal ini sudahdiketahui banyak orang pada budaya tertentu.
d. Ruang Personal
Ruang personal adalah salah satu mekanisme perilaku untuk mencapai tingkat privasi personal. Karakteristik ruang personal adalah daerah batas (maya) yang boleh dimasuki oleh orang lain. Ruang personal ini melekat pada diri seseornang dan dibawa kemana-mana. Kawasan personal adalah dinamis, yang berubah-ubah besarnya sesuai situasi dan waktu (Fisher dalam Prabowo,1998). Pelanggaran ruang personal orang lain akan dirasakan sebagai ancaman sehingga daerah personal ini dikontrol dengan kuat.
e. Teritorialitas
Pembentukan kawasan territorial adalah mekanisme perilaku lain untuk mencapai privasi tertentu. Kalau mekanisme ruang personal tidak memperlihatkan dengan jelas kawasan yang menjadi pembatas antar dirinya dengan orang lain, maka pada teritorialitas batas-batas tersebut nyata dengan tempat yang relatif tetap. Teritorialitas berkaitan dengan kepemilikan atau hak seseorang akan hak geografis tertentu.

3. Orientasi Privasi
Sarwono (1992) mengemukakan enam jenis orientasi tentang privasi yang dapat dikelompokankan menjadi dua kelompok besar, yaitu:
a. Tingkah Laku Menarik Diri (Withdrawl)
1) Solitude (keinginan untuk menyendiri)
2) Seclusion (keinginan untuk menjauh dari pandangan dan gangguan suara orang di dekatnya serta kebisingan)
3) Intimacy (keinginan untuk dekat dengan keluarga dan orang tertentu, tetapi jauh dari orang lain)
b. Tingkah Laku Mengontrol Informasi
1) Anonymity (keingian untuk merahasiakan jati diri)
2) Reverse (keinginan untuk tidak mengungkapkan diri terlalu banyak kepada orang lain)
3) Not-neigboring (keinginan untuk tidak terlibat bertetangga atau berinteraksi dengan orang di dekatnya).


4. Faktor yang Mempengaruhi Privasi
Terdapat faktor yang mempengaruhi privasi yaitu faktor personal, faktor situasional, dan faktor budaya (Prabowo, 1998).
a. Faktor Personal
Perbedaan dalam latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Penelitian Walden (dalam Prabowo, 1998) menemukan adanya perbedaan jenis kelamin mempengaruhi kebutuahan akan privasi dan cara merespon kondisi padat atau sesak.
b. Faktor Situasional
Kepuasan terhadap kebutuhan akan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk menyediri. Situasi fisik sekitar juga mempengaruhi kebutuhan privasi seseorang.
c. Faktor Budaya
Dalam beberapa riset, menunjukan bahwa pada tiap-tiap budaya tidak ditemukan adanya perbedaan dalam banyaknya privasi yang diingikan, tetapi sangat berbeda dalam cara bagaimana mereka mendapatkan privasi. Desain lingkungan yang dipengaruhi budaya, seperti rumah adat juga mempengaruhi privasi. Artinya setiap budaya memiliki standar privasi masing-masing dan juga cara mereka memperoleh privasi.
d. Kepadatan
Banyaknya orang dalam suatu tempat mempengaruhi jarak sosial.

Robert Gifford (1997) berpendapat ruang personal mempengaruhi privasi, berikut beberapa unsur yang mempengaruhi ruang personal seseorang:
1) Jenis Kelamin
Umumnya laki-laki memiliki ruang yang lebih besar, walaupun demikian faktor jenis kelamin bukanlah faktor yang berdiri sendiri.
2) Kepribadian
Orang-orang yang berkepribadian terbuka, ramah atau cepat akrab biasanya memiliki RP yang lebih kecil. Demikian halnya dengan orang-orang yang lebih mandiri lebih memilih ruang personal yang lebih kecil. Sebaliknya si pencemas akan lebih mengambil jarak dengan orang lain, demikian halnya dengan orang yang bersifat kompetitif dan terburu-buru.
3) Trauma
Pengalaman traumatis seseorang mempengaruhi sikapnya saat ini
4) Ketertarikan
Ketertarikan, keakraban dan persahabatan membawa pada kondisi perasaan positif dan negatif antara satu orang dengan orang lain. Namun yang paling umum adalah kita biasanya akan mendekati sesuatu jika tertarik. Dua sahabat akan berdiri pada jarak yang berdekatan dibanding dua orang yang saling asing. Sepasang suami istri akan duduk saling berdekatan dibanding sepasang laki-laki dan perempuan yang kebetulan menduduki bangku yang sama di sebuah taman.
5) Rasa Aman/Ketakutan
Kita tidak keberatan berdekatan dengan seseorang jika merasa aman dan sebaliknya. Kadang ketakutan tersebut berasal dari stigma yang salah pada pihak-pihak tertentu,misalnya kita sering kali menjauh ketika berpapasan dengan orang cacat, atau orang yang terbelakang mental atau bahkan orang gemuk. Mungkin rasa tidak nyaman tersebut muncul karena faktor ketidakbiasaan dan adanya sesuatu yang berbeda.
6) Jarak Sosial
Sesuai dengan teori jarak sosial Edward Hall (1966) yang membedakan empat macam jarak yang menggambarkan macam-macam hubungan, seperti jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, jarak publik.

5. Fungsi Privasi
Menurut Altman (dalam Prabowo, 1998), ada tiga fungsi dari privasi, yaitu:
a. Pengatur dan pengontrol interaksi interpersonal yang berarti sejauh mana hubungan dengan oang lain diinginkan, kapan waktunya menyendiri dan kapan waktunya bersama-sama dengan orang lain dikehendaki.
b. Merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan dengan orang lain, yang meliputi keintiman atau jarak dalamberhubungan dengan orang lain.
c. Memperjelas identitas diri




SUMBER REFERENSI:
Prabowo, Hendro. 1998. Pengantar Psikologi Lingkungan. Jakarta. Gunadarma
Atkinson, L Rita; Atkinson, C Richard & Hilgard, R Ernest. 1983. Pengantar Psikologi – Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

1 komentar:

  1. Casino: How To Play Online - Drmcd
    For example, if you can place bets from 태백 출장안마 the slot 원주 출장안마 machine, you can make a 서귀포 출장샵 deposit via a mobile device using the device (mobile), using 당진 출장마사지 the 강원도 출장마사지 mobile app.

    BalasHapus