APA ITU PSIKOLOGI LINGKUNGAN ?
Ada sebuah jargon yang menarik; “Psikologi ada dimana-mana… dimana ada manusia di situ ada ilmu psikologi”. Ketika manusia berada di dalam perusahaan atau organisasi, itulah ranah Psikologi Industri Organisasi; ketika manusia berada dalam kelompok, maka psikologi kelompok membahasya; dalam bidang pendidikan, klinis, sosial, politik, olahraga dan sebagainya, psikologi memang sudah mengambil kajian semua bidang-bidang yang berkaitan dengan ‘kemanusiaan’.
Dan sekarang kita akan membahas mengenai PSIKOLOGI LINGKUNGAN, bagaimana keberadaan manusia di lingkungannya dan bagaimana hubungan dan interaksi yang terjadi, itulah yang menjadi pembahasan dari Environmental Psychology ini.
Psikologi lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan fisiknya, baik yang buatan maupun yang alamiah (Bell, dalam Sarwono. 2001).
Adalah Kurt Lewin dengan field theory-nya, bahwa tingkah laku adalah fungsi dari pribadi dan lingkungan, sehingga dapat diformulasikan menjadi
B= f (P,E)
B: Behavior
f: Function
P: Personal
E: Environtment
Dasar teori Lewin inilah yang dikembangakan menjadi turunan ilmu psikologi sosial salah satunya psikologi lingkungan yang sedang kita pelajari ini.
Kemunculan psikologi lingkungan sendiri didorong atas kesadaran, bahwa manusia yang memang berada dalam lingkungan harus menjaga pola interdependensi yang harmonis. Jadi psikologi lingkungan mempersoalkan bagaimana agar hubungan timbal balik yang seimbang antara kita sebagai manusia dan tempat dimana kita berada.
Psikologi Lingkungan menjadi penting sejak isu-isu mengenai ancaman lingkungan dan keadaan sosial masyarakat yang terus berkembang, seperti isu global warming, globalisasi, krisis ekonomi dan lain sebagainya. Sebagai ilmu terapan yang penting dan juga baru tumbuh, psikologi lingkungan masih perlu banyak penyempurnaan. Kritik terhadap perkembangan psikologi lingkungan antara lain dikemukakan oleh Daniel Stokols dan kelompok peneliti Universitas Memphis. Yang menjadi kritik mereka adalah; psikologi lingkungan masih membaur dengan cabang keilmuan lain, metodologinya pun masih lemah, selain itu penelitian-penelitian yang kurang memiliki fokus yang jelas. Namun dibalik itu semua ilmu psikologi lingkungan sebenarnya sangat menarik dan sangat aplikatif untuk masyarakat luas.
Psikologi Lingkungan adalah ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan yang memfokuskan interelasi antara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial. (Veitch & Arkelin, 1995).
KETIKA BENTURAN TERJADI…
Ilmu Psikologi Lingkungan yang mengkaji hubungan manusia dan lingkungan. Namun ketika dalam praktek dilapangan akan terjadi ‘benturan’ dan berkesan saling ‘berebut lahan’ dengan disiplin ilmu lain yang juga berkutat dalam kajian lingkungan (fisik atau buatan) seperti; ilmu Ekologi, ilmu Planologi (tata kota), ilmu Arsitektur, ilmu sosiologi, ilmu ergonomic dan ilmu lainnya. Lalu apa yang menjadi ruang lingkup spesifik psikologi lingkungan yang membedakannya dengan disiplin ilmu lainnya?
Proshansky (1974) melihat bahwa psikologi lingkungan member perhatian terhadap manusia, tempat serta perilaku dan pengalaman-pengalaman manusia dalam hubungannya dengan seting fisik. Seting fisik tidak hanya berarti rangsang fisik (cahaya, suara, suhu, bentuk, warna, kepadatan) terhadap objek fisik tertentu, tetapi lebih dari pada itu merupakan kompleksitas yang terdiri dari beberapa seting fisik dimana seseorang tinggal, berinteraksi dan beraktifitas. Sehubungan dengan lingkungan fisik, pusat perhatian psikologi lingkungan adalah lingkungan binaan (built environtment).
Tetapi seperti yang diungkapkan oleh Veitch & Arkelin, bahwa psikologi lingkungan adlah ‘ilmu perilaku yang multidisiplin…’. Psikologi lingkungan memang seharusnya melakukan interdisipliner dengan cabang keilmuan lainnya. Psikologi lingkungan dapat berkerjasama dengan ilmu ekologi (ekopsikologi: gabungan psikologi dan ekologi) untuk menemukan solusi pembuatan gedung ramah lingkungan; Psikologi lingkungan juga dapat bekerjasama dengan para arsitek untuk mendesain rumah yang nyaman; Untuk mengatur tata kota, planologi dan psikologi lingkungan dapat membuat satu proyek bersama; Dengan ilmu ergonomic, psikologi lingkungan dapat membuat desain alat yang memudahkan aktivitas manusia. Kerjasama antar disiplin ilmu seperti demikian yang seharusnya dilakukan agar ilmu yang teoritis dapat teraplikasi di masyarakat luas
HARYO PURNOMO -10508100
Psikologi-Gunadarma
Sumber: Diktat Kuliah: Psikologi Lingkungan. Gunadarma.
Sarwono, S.W. 2001. Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penulis Fakultas Psikologi UI. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar