Senin, 21 Mei 2012

MENCERDASKAN KOMPUTER


Nampaknya prinsip mencerdaskan sesama manusia (saja) kurang cukup unutk memajukan kehidupan, dirasa perlu juga manusia ‘mencerdaskan komputer’, karena tak dapat dipungkiri kehidupan manusia di masa kini jelas tak dapat lepas dari komputer. Komputer yang dianggap sebagai teknologi canggih yang sangat memudahkan pekerjaan manusia. Ternyata user berharap lebih; komputer yang notabene canggih dan pintar ternyata belum cukup, karena komputer yang canggih dan pintar hanya mampu mengolah data dengan pola-pola yang telah terprogram sebelumnya. Untuk menjawab kebutuhan itu, kini berkembang komputer yang tidak hanya pintar tapi juga “cerdas”, komputer yang tidak sekadar membantu manusia tapi ‘menggantikan’ manusia untuk mengerjakan sesuatu. Komputer cerdas ini dikenal dengan istilah AI (Artificial Intelegence).

KONSEP DASAR ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)
Kecerdasan Buatan dapat didefinisikan sabagai cabang Ilmu Komputer yang mempelajari otomatisasi tingkahlaku cerdas (Intelligent). Kecerdasan Buatan dapat memungkinkan komputer untuk berfikir. Kecerdasan Buatan dapat menirukan proses belajar manusia sehingga informasi baru dapat diserap dan digunakan sebagai acuan di masa yang akan datang. Mendayagunakan komputer sehingga dapat berperilaku cerdas seperti manusia. Aktifitas manusia yang ditirukan seperti penalaran, penglihatan, pembelajaran, pemecahan masalah, pemahaman bahasa alami, dan sebagainya. Sesuai definisi, teknologi kecerdasan buatan dipelajari dalam bidang-bidang seperti Robotika (Robotics), Penglihatan Komputer (Computer Vision), Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing), Pengenalan Pola (Pattern Recognition), Sistem Syaraf Buatan (Artificial Neural System), Pengenalan Suara (Speech Recognition), dan Sistem pakar (Expert System).

Perbedaan antara program Kecerdasan Buatan
dengan program Konvensional:

Dimensi
Program Kecerdasan Buatan
Program
Konvensional
Pemrosesan
Utamanya simbolik
Umumnya komputasi
Sifat Input
Mungkin tak lengkap
Harus lengkap
Pencarian
Hampir semuanya heuristik
Algoritma
Keterangan
Diberikan
Umumnya tak diberikan
Fokus
Pengetahuan
Data, informasi
Struktur
Pemisahan kontrol dan pengetahuan
Kontrol terintegrasi
dengan informasi
Sifat Output
Mungkin tak lengkap
Harus benar
Update
Agak mudah, karena modularitas
Umumnya sulit
Kemampuan
penalaran
Ada
Tidak ada


Sistem Komputer Cerdas memiliki 2 komponen utama, yaitu basis pengetahuan dan mesin inferensi.

a.       Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
Merupakan tempat penyimpanan pengetahuan dalam memori komputer. Basis Pengetahuan ini berisi data, fakta-fakta, teori, aturan-aturan yang diberikan dalam bentuk data (perangkat lunak) yang akan disimpan terus, semakin banyak pengetahuan yang dimiliki semakin pintar komputer berpikir.

b.      Inference Engine (Mesin Inferensi)
Bagian inilah yang menuntun user untuk memasukkan fakta sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Mesin inferensi ini yang akan mengambil basis pengetahuan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dibeikan kepada komputer. Data yang yang diambil dari basis pengetahuan diambil berdasarkan masalah yang dihadapi dan berbeda untuk setiap masalah yang dihadapi. Jika tidak ditemukan data yang diinginkan komputer akan menyimpan masalah kedalam data.





APLIKASI KOMPUTER CERDAS:
PROGRAM SISTEM PAKAR PENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL

Sistem pakar adalah merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana meniru cara berpikir seorang pakar dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Membuat keputusan maupun mengambil kesimpulan sejumlah fakta. Kajian pokok dalam system pakar adalah bagaimana mentransfer pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar kedalam komputer dan bagaimana mengambil keputusan dan juga mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan itu. Dengan menyimpan informasi dan digabungkan dengan himpunan aturan penalaran yang memadai memungkinkan komputer memberikan kesimpulan atau mengambil keputusan seperti seorang pakar. Luther Latumakulita, Chriestie E. J. C. Montolalu, Mahasiswa Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Makassar; membuat sistem pada komputer yang bisa menyelesaikan masalah dan memberikan solusi tentang bagaimana mendeteksi penyakit ginjal sejak dini pada manusia.

Analisa dan Perancangan Sistem
Aplikasi Sistem Pakar ini adalah merupakan paket perangkat lunak yang membahas bagaimana cara untuk mendeteksi penyakit ginjal pada manusia. Sistem pakar pendeteksi penyakit ginjal pada manusia ini terdiri atas 2 bagian yaitu : Lingkungan Pengembangan (Development environment) dan Lingkungan Konsultasi (Consultation environment)

Konsep Dasar Pengembangan Sistem.
Untuk membangun aplikasi system pakar ini melalui beberapa tahapan pengembangan antara lain :
1. Menentukan bahasa pemrograman yang akan digunakan.
2. Analisa sistem
3. Desain sistem
4. Prototype dasar kasus

Bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi system pakar ini Microsoft Visual Studio 6.0 dengan databasenya menggunakan Microsoft Access 2003. sesuai dengan bahasa pemrograman yang digunakan maka interface yang akan ditampilkan dalam memberikan informasi bagi user akan berbentuk visual.

Identifikasi Masalah
Identifikasi dilakukan dengan menggambarkan proses yang terjadi pada aplikasi system pakar yang dibangun secara keseluruhan. Proses tersebut antara lain:
1. User memberikan informasi gejala suatu penyakit.
2. Aplikasi akan melakukan pengecekan pada basis data/database.
3.  Proses pengolahan data dilakukan dengan mengindetifikasi permasalahan dengan menentukan macam dan jenis gejala.
4. Menentukan/mendeteksi berapa persen mengidap penyakit ginjal pada manusia.

User yang ingin mengetahui gejala yang menimbulkan penyakit ginjal harus memasukan informasi berupa data – data gejala, jenis dan ciri penyakit yang di derita. Proses indentifikasi akan dimulai dengan akuisisi pengetahuan (Knowledge Acquisition) dilanjutkan dengan representasi pengetahuan (Knowledge reperesetation).

Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition).
Akuisisi Pengetahuan merupakan proses untuk mengumpulkan data-data pengetahuan akan suatu masalah dari pakar. bahan pengetahuan dapat ditempuh dengan beberapa cara, misalnya mendapat pengetahuan dari buku, jurnal, ilmiah, para pakar dibidangnya, laporan, literature, dan seterusnya. Sumber pengetahuan tersebut dijadikan dokumentasi untuk dipelajari, diolah dan diorganisasikan secara terstruktur menjadi basis pengetahuan.
Akuisisi pengetahuan pendeteksi penyakit ginjal sejak dini dengan mengumpulkan data tentang ciri-ciri, jenis serta gejala-gejala penyakit. Data tentang penyakit ginjal pada manusia ini diperoleh dari ahli dibidangnya, referensi dari buku dan juga internet.

Daftar Penyakit Ginjal Pada Manusia
A= Penyakit Gagal Ginjal Akut; B=Penyakit Gagal Ginjal Akut Kronik; C=Penyakit Nefritis Akut; D= Penyakit Nefropati Diabetik;E= Penyakit Infeksi Saluran Kemih; F= Penyakit Batu Ginjal; G= Penyakit Pielonefritis; H=Penyakit tuberkolosis ginjal; I=Penyakit Obstruksi Saluran Kemih; J=Penyakit Glomerulonefritis akut; J=Penyakit Glomerulonefritis kronk; K=Penyakit Nefroskelerosis; L=Penyakit Batu Ureter; M=Penyakit Tumor ginjal; N=Penyakit Nekrosis Tubuler Akut. Dimana masing-masing daftar penyakit tersebut diinput pula gejala-gejala yang menyertainya, berikut dengan penanganan yang harus dilakukan oleh user.
Bicara mengenai gejala penyakit, tentu lebih dari satu gejala yang timbul; maka pembuat program juga membuat ‘RULE’ dalam database diagnosisnya, contoh:
IF Pembengkakan pada tungkai/Edema
AND Protein dan darah di urin/hematuria
AND Demam
AND Oliguria/Urine keluar < 400ml per 24 jam
THEN Nefritis Akut






Program Diagnosis Penyakit Ginjal

Aplikasi system pakar pendiagnosa penyakit ginjal dapat melakukan diagnose terhadap penyakit ginjal menurut pengetahuan yang diperoleh dari pakar (dokter ahli penyakit dalam) dan diinput sebagai basis pengetahuan pada sistem ini. Tingkat kepercayaan yang diperoleh dapat mewakili tingkat kepercayaan jika diagnosa dilakukan oleh seorang pakar.

Komputer cerdas yang sejenis sebenarnya sudah cukup banyak diciptakan oleh pemikiran-pemikiran kreatif dari anak bangsa. Dalam bidang ilmu psikologi pun program diagnosis yang mengadaptasi dari buku DSM-IV (Diagnostic Statistic Manual). Proses kerjanya sama, user (yang diharuskan seorang psikolog klinis) hanya perlu menginput gejala-gejala (simptom-simptom) baik gejala fisik, intelegensi, dan kondisi sosial. Outputnya adalah diagnosis abnormalitas yang diderita pasien. 

 
SUMBER:
Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 1,April 2011. SISTEM PAKAR PENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL. Luther Latumakulita, Chriestie E. J. C. Montolalu. Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Makassar.
SUMBER:
Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 1,April 2011. SISTEM PAKAR PENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL. Luther Latumakulita, Chriestie E. J. C. Montolalu. Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Makassar.